🌾 Asal-usul Rawon
Rawon adalah makanan khas Jawa Timur, terutama dari daerah Surabaya. Namun, kuliner ini juga populer di Jawa Tengah bagian timur seperti Blora dan Solo. Rawon dipercaya sudah ada sejak masa Kerajaan Mataram Kuno (sekitar abad ke-10), karena dalam prasasti dan naskah kuno disebut istilah “rawon setan” yang mengacu pada masakan berkuah dengan bumbu khas.
Rawon pada dasarnya adalah sup daging sapi berkuah hitam, yang warna hitamnya berasal dari kluwek (Pangium edule) — biji khas Indonesia yang memberikan rasa gurih, sedikit pahit, dan aroma khas yang unik. Inilah yang membedakan rawon dari sup daging lain di dunia.
🍖 Bahan dan Cara Pembuatan
Bahan utama rawon adalah daging sapi, biasanya bagian sandung lamur atau iga. Daging direbus lama hingga empuk, kemudian ditambahkan bumbu halus yang terdiri dari:
-
kluwek (bahan utama pewarna dan pemberi rasa),
-
bawang merah dan bawang putih,
-
ketumbar, lengkuas, jahe, kunyit, dan serai.
Setelah semua bumbu dimasak bersama, kuah rawon akan berwarna hitam pekat dan beraroma sedap. Hidangan ini biasanya disajikan dengan nasi putih hangat, tauge pendek, telur asin, empal goreng, dan sambal terasi.
🏺 Makna Budaya dan Filosofi
Bagi masyarakat Jawa Timur, rawon bukan sekadar makanan, tetapi juga simbol tradisi dan kebersamaan. Hidangan ini sering disajikan dalam acara adat, hajatan, dan pertemuan keluarga besar, karena dianggap membawa kehangatan dan kebersamaan.
Warna hitam dari kluwek juga dianggap memiliki makna kekayaan rasa dan kedalaman makna hidup — mengingatkan bahwa sesuatu yang tampak sederhana bisa menyimpan keindahan dan kelezatan di dalamnya.
🌍 Rawon di Dunia Modern
Kini, rawon dikenal sebagai “sup hitam khas Indonesia” dan telah mendapat pengakuan internasional. Pada tahun 2020, rawon dinobatkan oleh TasteAtlas, situs kuliner dunia, sebagai salah satu sup terenak di dunia. Banyak restoran Indonesia di luar negeri yang menyajikan rawon sebagai menu unggulan, memperkenalkan cita rasa nusantara ke mancanegara.
Comments
Post a Comment