The most significant environmental damage in Depok City

 Kerusakan lingkungan paling signifikan di Kota Depok berpusat pada krisis pengelolaan sampah dan pencemaran air yang memperparah risiko banjir serta masalah polusi udara.
  1. Darurat Sampah (Overload TPA): Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipayung telah mencapai kondisi overload, bahkan sering dilaporkan terjadi longsor sampah. Tingginya volume sampah harian (sekitar 1.400 ton/hari) yang tidak tertangani optimal menyebabkan timbunan sampah menggunung di banyak TPS dan penampungan ilegal, menciptakan bau menyengat, meningkatkan risiko kesehatan, dan mencemari saluran air.

  2. Pencemaran Air dan Banjir: Penumpukan sampah dan pembuangan limbah domestik serta industri (termasuk dari pabrik) secara sembarangan menyebabkan pencemaran berat pada situ-situ (seperti Situ Bahar) dan sungai-sungai (seperti Kali Ciliwung dan anak-anak sungainya). Pencemaran ini merusak ekosistem air dan menyebabkan pendangkalan/penyempitan saluran air dan drainase. Akibatnya, Depok sangat rentan terhadap banjir yang disebabkan oleh luapan kali yang dangkal dan terhambatnya aliran air hujan.

  3. Kualitas Udara: Kota Depok, yang berdekatan dengan Jakarta, juga menghadapi masalah serius polusi udara, sering kali masuk dalam kategori "Sangat Tidak Sehat" karena tingginya konsentrasi partikel halus ($PM_{2.5}$). Sumber utama polusi ini diyakini berasal dari tingginya volume lalu lintas kendaraan bermotor, selain aktivitas pembakaran sampah.




0 Comments:

Post a Comment